Saturday, February 28, 2009

You Are So Blessed

Pernahkah anda merasakan bahwa hidup itu bener-bener “bad” dan nggak berarti lagi… dan berharap, coba jika kita bisa ada di kehidupan yang lain! Saya akui, saya cukup sering merasa begitu. Saya pikir, hidup ini sepertinya hanya menambah kesulitan-kesulitan saya saja!” ‘Kerja menyebalkan’, ‘hidup tak berguna’, dan tidak ada sesuatu yang beres!! Tapi semua itu berubah. Sejak kemarin… Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah!

Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai dua pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita. Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, dua putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang menumpuk. Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India.

Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat. Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, ia melihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!! Keputusasaan dalam mata sang ibu, jeritan kesakitan dari seorang anak tidak berdosa yang saat itu masih berumur empat tahun, terus menghantuinya sampai sekarang. Anda mungkin sekarang bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu? Apa anaknya itu ‘so naughty’ atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong? Ternyata tidak!!! Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat ,,, MENGEMIS…!! Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat mengemis di jalanan. Saya benar-benar tidak dapat menerima hal ini, tetapi ini adalah KENYATAAN. Hanya saja hal mengerikan seperti ini terjadi di belahan dunia lain yang tidak dapat saya lihat sendiri.

Kembali pada pengalaman sahabat saya itu, ia juga mengatakan bahwa setelah itu ketika ia sedang berjalan-jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah. Kemudian dalam sekejap mata, segerombolan anak kira-kira enam orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu. Mereka berebutan untuk memakannya. Terkejut dengan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat. Ia menemukan dua toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu. Pemilik toko sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya. Kurang dari $100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (jadi tidak sampai $0,25 / potong) dan ia juga menghabiskan kurang lebih $100 lagi untuk membeli barang keperluan sehari-hari. Kemudian ia pun berangkat kembali ke jalan yang tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti dan barang-barang keperluan sehari-hari kepada anak-anak (yang kebanyakan CACAT) dan beberapa orang-orang dewasa di situ. Ia pun mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu kegembiraan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $0,25! Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi, punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada dihadapannya ini AMAT KEKURANGAN!

Sekarang saya pun mulai berpikir seperti itu juga. Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali! Nah, bagaimana dengan anda? Mungkin di waktu lain, saat anda mulai berpikir seperti saya, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis dipinggir jalan. Saudara, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita BERSYUKUR? Apakah kita mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki?

No comments:

Post a Comment